Archive for the ‘SHOUT UR MIND!’ Category

Untuk Apa Kita Hidup, Arti sebuah kehidupan, Hidup, Kehidupan, Tanda Tanya dalam kehidupanremajaislampos—Semua manusia, tanpa terkecuali, pasti akan mati. Bila demikian, lalu apa sebenarnya yang akan dituju manusia di alam dunia ini. Apakah manusia hidup semata-mata hanya untuk bekerja, berumah tangga, bersenang-senang dengan harta yang dimilikinya, atau pun berkeluh kesah dalam kemiskinan ; kemudian ia lalu mati tidak berdaya? Apakah setelah mati itu ia akan hilang menguap seperti halnya api obor yang padam? Atau, apakah manusia yang dilahirkan dalam “ketiadaan” itu akan mati dalam “ketiadaan” pula? Bila ya, apakah berarti hidup manusia di dunia ini sia-sia belaka? Tentu tidak demikian. LANJUT BACA

Belajar, Belajar Dari Abu, Mari Kita Belajar! , Ayo Belajar!remajaislampos—NAMANYA Ahmad Bukhori. Biasa disingkat Abu. Usianya dengan kami cuma terpaut beberapa bulan. Ia adalah kakak kelas kami. Tapi walo begitu, kami akrab sekali dengan beliau. Saking akrabnya, dalam beberapa hal bahkan kami sering menganggapnya sama saja dengan kami. Bercanda dan saling nyela—dalam arti nyela yang nggak kelewatan dan masih dalam taraf yang nggak sampe nyinggung perasaan atawa harga diri. Pun kami terbiasa main bola bersama setiap Ahad pagi.

Jujur aja, kadang-kadang kalo Abu itu seorang kakak kelas dan lebih tua daripada kami bisa terlupa begitu saja. Juga bahwa ternyata Abu itu seorang yang ilmunya mungkin saja lebih daripada kami semua—adik-adik kelasnya, sampe dalam sebuah acara dauroh (pelatihan) dan Abu ditunjuk sebagai panitia dan pengisinya. LANJUT BACA

remajaislampos.com—SUATU kali, seorang raja disebuah negeri menyuruh rakyatnya buat ngumpulin susu. Nggak banyak sih. Setiap rakyat Cuma diminta dua gelas susu aja. Jelaslah, dua gelas susu dari semua rkyat yang ada di seluruh negeri kalo dikumpulin bakalan jadi satu danau juga mungkin.

Tapi, celkanya, ternyata, ada seorang diantara rakyat, Cuma satu orang aja nih yang berpikiran seandainya aja dia nyerahin dua gelas air tajin (air bekas bersihin beras yang akan dimasak), tentunya nggak bakalan ketauan. Yah, kan bakalan tercampur sama jutaan gelas susu yang lain.

Keesokan hariny alangkah terkejut dan murkanya si raja ketika ngedapetin kalo ternyata limpahan susu yang ia minta semuanya berupa air tajin bekas cucian beras! Das! Ternyata, semua rakyat, tanpa ada diskusi dan persetujuan secara kolektif, berfikiran yang sama.

CERITA dia atas mungkin cocok juga engan sikap dan prilaku kita terhadap sampah. Jujur aja, kita sering kali nggak menganggap penting dalam membuang sampah. Kita sering menganggap remah sampah sekecil bungkus permen. Lung, lempar begitu aja kita sama bungkus permen. Ah, Cuma kecil ini kok! Nggak bakalan jadi ngeganggu! LANJUT BACA

remajaislampos.com—Semua orang juga tahu kalo yang namanya usia remaja kayak kita-kita ini rentan dengan barang haram, apa lgi kalo bukan Narkoba, rata-rata masyarakat langsung men-judge kalo anak yang ngalamin broken home, karena ortunya cerai, sering ribut atawa pergi ninggalin mereka pasti ujung-ujungnya nge-Drugs lalu bunuh diri! Bener nggak sih?

Sebenernya enggak juga sih, asalkan si anak tersebut punya ahklak yang bagus dan agamanya kuat insyaAllah akan terhindar dari barang haram itu tadi. Tapi, ada tapinya nih, banyak juga anak yang jadi kacau karena masalah keluarga itu tadi, mereka prustasi en melampiaskan ke-galauannya lewat aktivitas yang menurut  mereka bisa ngilangin masalah yang di derita, bisa bikin tubuh mereka ‘terbang’ ‘melayang’ jauh. LANJUT BACA

remajaislampos.com—”HARI gini nggak punya pacar, nggak gaul tuchhh.” Seorang remaja nyeletuk ketika temannya menceritakan ada orang tidak mau pacaran. Alasannya karena di larang agama.

 Kalau di hitung-hitung udah banyak banget remaja yang mengatakan hal yang sama ketika mendengar ada orang yang tidak mau berpacaran, mereka menganggap bahwa orang yang tidak mau berpacaran itu katro, jadul, wong ndeso kamseupay ( iu…iu…iu) dan gelar-gelar lain yang di berikan kepada para remaja jomblo alias nggak punya pacar. LANJUT BACA

Reuni Adu Pamer

Posted: June 29, 2012 in SHOUT UR MIND!

remajaislampos—SAYA suka ngerasa males dan ilfil banget jika temen-temen di SMA ngajakin reunian. Kenapa-kenapanya tentu ada sebabnya juga. Awal-awalnya dulu sih emang jadi something. Gimana nggak, setelah sekian lama nggak ketemuan, berkumpul kembali—walo sejenak—bisa jadi pengobat rindu dan kangen. Apalagi kalo cewek yang semasa jahiliyah dulu dikecengein juga dateng he he he…. (Ups! Bercanda ding!).

Dienggak-nggak juga, tetep aja masa-sama SMA dulu adalah yang paling berkesan seumur hidup kayaknya. Emang sih, setelah jadi mahasiswa tingkat dua sekarang, saya juga sangat menikmati dan mensyukurinya karena banyak hal berbeda, tetapi sungguh, nggak ada yang bisa menggantikan dan menyamai masa-masa make seragam abu-abu putih.

Sewaktu SMA semuanya dimulai. Bahwa kehidupan yang ternyata luas itu baru bisa ditemukan pintunya ketika kelas 2 SMA. Ketika umur menginjak 17 taon. Emang sih nggak semuanya baik, malah sebagian besar melulu merupakan lembaran-lembaran yang cukup kelam he he he. Sewaktu SMA lah saya nemuin apa artinya persahabatan dan pertemenan yang sejati. Nginep di rumah temen pas malem mingguan sehabis ngeband di studio adalah hal yang lumrah. Aktif di OSIS hingga nilai jadi turun juga jadi salah satu hiasan hidup. Deket dengan guru, trus punya temen sekelas yang tetep, plus yang itu tadi ngecengin cewek oke di sekolah atawa di kelas he he he….

Yah, waktu di SMP dan kuliah sekarang pun emang masih ada sebagian kecil hal-hal tersebut yang sama ketika jaman di SMA dulu. (more…)

BEGINILAH nasib tragis hidup di suatu jaman yang bukan kita yang mempunyainya. Orang udah terlanjur kalo kita-kita ini sebagai remaja dan pelajar masa kini adalah generasi instant. Maksudnya nggak lain dan nggak bukan kayak mie instant yang bisa dibuat dalam sekian menit. Kita banyak diklaim sebagai anak muda yang nggak peduli dengan urusan rakyat dan negara. Mau BBM naek atawa tarif telefon dan listrik jadi membumbung, ornag bilang kita nggak peduli. Kita dituduh cuma peduli ama urusan dandan dan musik atawa sport. Atawa tempat-tempat ngeceng. Kita juga dianggap nggak punya skil.

Duh, sedih ngedengernya! Apa bener kita udah separah itu? Kadang-kadang saya sendiri jadi miris. Karena emang apa yang dikatain tuh banyak juga yang nyangkut dalam diri kita ini. Misalnya ada di rohis, ada temen yang kayaknya kerjaannya gonta-ganti HP melulu. Tapi karyanya sendiri—nggak usah jauh-jauh di rohis aja lah—masih blank banget. Prestasinya, yah nggak bisa dibanggakan. Atawa ada juga temen akhwat yang keliatannya suka kucel. Jilbabnya kusut. Kadang-kadang lagi, saya suka malu ngeliatnya. Bukan apa-apa, si akhwat juga tukang tidur di kelas. Kalo guru lagi ngomongin sama dia tuh, selalu aja, “Mending kamu pergi ke masjid dulu deh tidurnya…”. Wadoh, asli jadi malu juga soalnya gimana-gimana juga tuh akhwat kan aktivis rohis gitu lho…. (more…)