Wahai Orang yang Sedang Terlelap Dalam Tidur

Posted: October 10, 2012 in Uncategorized
Tags: , ,

Tidur, Kematian, Puisi Kematian, Renungan, Hikmah Renungan, Orang Tidur, Kematian menjemput, Malaikat Menjemput, Hari terakhir hidupremajaislampos—SAMPAI kapankah kelengahan dan kelalaian ini berakhir?
Apakah kamu ingin di saat kamu dalam keadaan lupa, malaikat maut menjemputmu?
Pagi dan sore kau pergi memburu dunia, untuk apa?

Kamu lupa di belakangmu ada penyetir gila yang menggiringmu menuju tempat yang hina. Ingatlah, semua tenaga dan kemampuan yang digunakan untuk ketaatan, jelas lebih berguna bagi orang yang sebentar lagi akan masuk liang kubur.

Perhatikan amalmu, shalatmu, dan kebaikanmu. Semua itulah yang akan turut menyertaimu menuju papan pemandian. Akan turut bersamamu dalam keranda kematian. Turut menyertaimu di saat kamu dishalatkan. Setia menemanimu, ketika di dalam liang lahat tempat kamu dimasukan.

Hingga, apabila terompet pembangkit dan kacaunya hari penggiringan mengejutkanmu, dan bapakmu, ibumu, saudara, serta saudarimu meninggalkanmu, amal kebaikanmu itu akan terus setia menyertaimu kemanapun langkahmu menuju.

Di dalam kubur, ia menjadi penghibur dalam kegalauan, memberi ketenangan dalam ketakutan, memancarkan pelita dalam kegelapan. Di hari kiamat, memberi naungan di bawah naungan Arsy. Tuhan, meringankan bebanmu di saat kamu berdiri menunggu penghitungan.

Wahai saudaraku, Mengapa rezeki yang kamu terima menyebabkanmu lupa pembaginya. Begitu juga kenikmatan yang kamu rasa, mengapa menyebabkan kamu lupa akan pemberinya. Kau lebih mengutamakan yang dicipta ketimbang Pencipta, Bibirmu sama sekali tidak bergetar sedikitpun mengingat-Nya, Padahal malaikat maut menyeru kamu seratus kali dalam setiap hari.

Kalau seandainya batang-batang pohon itu, mempunyai hati, pasti akan menjerit. Begitu juga bebatuan, apabila ia mempunyai roh, pasti ia akan merintih. Mengapa kamu tidak sanggup merintih, padahal sebongkah mimbar dari kayu pernah mengelu dan merintih kepada Rasulullah.

Apabila kepastian itu mulai datang, di saat kamu dipanggil untuk pulang, kamu akan merasa sungguh tak bermanfaat harta yang kamu kumpulkan. Semua yang hadir sibuk dalam kebingungan. Para dokter mulai lepas tangan, air mata pengunjung mulai bercucuran, ahli waris menunggu pengumuman kematian, hingga, di saat rohani mulai punah dan suaramu mulai melemah.

Apakah harta-harta halal yang kamu peroleh bermanfaat untukmu?
Akankah harta-harta haram menyelamatkanmu?
Atau, putra-putri yang kamu banggakan akan membelamu?
Atau mungkin, taman yang kamu rawat?
Istri yang kau cinta, uang yang kamu kumpulkan?
Harta dagang yang kamu takut rugi, atau rumah gedung?
Yang menjadi kebanggaanmu, juga akan menyelamatkanmu?

Sama sekali TIDAK, tidak ada yang akan memberi manfaat kepadamu. Selain kebaikan yang engkau kerjakan, hubungan silaturrahmi yang kamu jalin, satu rakaat di tengah malam yang kamu lakukan, tetesan air mata keimanan, dan juga sedekah yang engkau berikan.

Ingatlah wahai orang yang lalai, sudah saatnya untuk bangun wahai orang yang sedang terlelap dalam tidur. []

Leave a comment